Kuliah Umum Tahun Akademik 2020/2021 : Psikologi dan Diplomasi
Jakarta, 21 September 2020 – Fakultas Psikologi Universitas Pancasila menyelenggarakan kuliah umum secara daring di hari pertama perkuliahan tahun akademik 2020/2021 dengan tema Psikologi dan Diplomasi.
Hadir sebagai pembicara adalah Duta Besar Diennaryati Tjokrosuprihatono, M.Psi, Psikolog, Duta Besar LBBP RI untuk Republik Ekuador (2016-Juli 2020).
Pada kuliah umum ini, Dubes Dieny Tjokro menyampaikan berbagai pengalamannya selama menjadi duta besar di Republik Ekuador selama kurang lebih 4 tahun. Pengalamannya tersebut terkait dengan bagaimana cara melakukan diplomasi yang tepat di negara akreditasi, terutama bagi meraka yang tidak memiliki latar belakang sebagai diplomat.
Dalam penyampainya, Dubes Dieny Tjokro menyebutkan Diplomasi merupakan sebuah kegiatan official dengan cara mengirim seseorang untuk mewakili pemerintah dan tujuannya untuk menciptakan persetujuan. Diplomasi bertujuan sebagai urusan penyelenggaraan perhubungan resmi antara satu negara dengan negara lain dengan perantara wakilnya di negara lain.
Diplomasi ada 3 jenis yaitu, hard power diplomacy, soft power diplomacy, smart power. Jenis diplomasi yang digunakan oleh Indonesia adalah soft power diplomacy. Soft power diplomacy merupakan kemampuan untuk memperoleh apa yang diinginkan dengan cara bernegosiasi. Salah satunya adalah soft skill dalam berkomunikasi. Komunikasi yang baik akan menciptakan negosiasi yang baik juga tanpa ada unsur kekerasan, dengan cara menawarkan sesuatu sesuai dengan kebutuhan pihak lawan sehingga terdapat hubungan timbal balik yang baik. Dalam hal ini ilmu psikologi juga diperlukan, contohnya seperti persuasi.
Beliau juga menyampaikan tentang pentingnya kreativitas dalam berdiplomasi agar aktivitas atau program-program yang dibuat dapat berjalan dengan lancar tanpa harus bergantung dengan dana dari pemerintah ataupun sponsor. Dubes Dieny Tjokro mengatakan bahwa beliau menggunakan sistem flat organization, yang berarti pemimpin tidak selalu menjadi pemimpin. Individu yang menjadi ketua dalam susunan kepanitiaan suatu program dapat menjadi pemimpin selama program tersebut berlangsung. Agar program-program yang dibentuk berjalan lancar, dengan kerja sama dan hubungan yang baik dalam tim.