Merdeka Indonesiaku
Adakah yang berbeda pada diri kita setiap tanggal 17 Agustus? Semangat menyambut hari, dikarenakan setelah upacara kita bisa meliburkan diri? Ataukah keriaan pesta merdeka yang sarat gelak tawa dan makanan enak? Mungkin juga karena lagu-lagu perjuangan dan nasional yang bergema di setiap sudut kota? Boleh-boleh saja, karena setiap Warga Negara Indonesia berhak menikmati pesta merdeka dengan caranya masing-masing. Namun demikian, tentu kita boleh sedikit lebih kritis menjalani hari ulang tahun kemerdekaan negeri tercinta ini.
Jutaan remaja Indonesia adalah generasi yang menikmati kemerdekaan sebagai kondisi yang terberi. Tentu kebanggaan sebagai suatu bangsa yang berdaulat atas tanah airnya sendiri merupakan bagian dari jati diri, rasa bersyukur dan mental set dalam diri remaja. Tidak sulit menikmati hal-hal ini, bahkan mungkin ada yang tidak memberikan ruang dalam dirinya untuk bertanya, mengapa merdeka, sudah sejauh apa pencapaian dalam kemerdekaan ini, apakah yang telah saya lakukan untuk memberi makna bagi kemerdekaan Negara Republik Indonesia?
Remaja Indonesia mestinya merupakan entitas yang sehat jiwa raga dan cerdas dalam konteks kehidupannya. Meskipun makna kemerdekaan terasa jauh dari kondisi awal di tahun 1945, tentu ini tidak mengurangi sikap heroisme remaja serta bagaimana remaja mengukuhkan nilai-nilai kebangsaan dalam dirinya. Ada banyak hal yang bisa dijadikan cara dan saluran (channel) memaknai MERDEKA INDONESIAKU, antara lain:
Bersyukur, dengan kekuatan representasi mental kita bisa membayangkan betapa tidak nyaman dan beratnya kehidupan dalam masa penindasan dan penjajahan. Tidak hanya penderitaan dalam artian fisik, tetapi juga psikologis. Bersyukur menjadi pangkal kebaikan-kebaikan yang kemudian bersinergi dengan optimisme dalam menjalani tantangan kehidupan.
Belajar, mengenal lebih jauh, lebih baik dan lebih mendalam tanah air dan bangsa ini, dengan mata hati yang terbuka terhadap keanekagamannya. Para pembelajar sejati sangat sulit dikalahkan dalam berbagai medan pertempuran hidup. Pembelajar sejati juga rendah hati dan dapat menerima ide-ide pembaharuan.
Bertekad, menjadi individu yang memahami dan menerapkan nilai-nilai positif dalam kehidupan bermasyarakat. Menjauhi perilaku korupsi, bertanggung jawab atas setiap pemikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan. Bertekad bukan sekedar berniat. Bertekad adalah bagian dari upaya keras untuk mewujudkan nilai-nilai menjadi kenyataan.
Bekerja keras, mewujudkan mimpi dan harapan-harapan pribadi, masyarakat dan bangsa, untuk memiliki kehidupan sejahtera, dalam standar yang semakin meningkat, di tengah-tengah peradaban dan perubahan dunia global kontemporer. Bekerja keras dimulai dari hal-hal yang sederhana, sesuatu yang masih terjangkau dalam konteks usia remaja. Seperti menuntaskan setiap tugas, memulai merintis mimpi mengenai bisnis atau karir idaman. Bekerja keras dalam komunitas dan masyarakat, membantu secara nyata memperbaiki kondisi lingkungan, sosial dan budaya komunitas yang membutuhkan bantuan.
Seorang penulis pernah mengatakan “being young is all about achieving the impossible, or at least believe it you can”. Quote ini sangat relevan dengan semangat MERDEKA INDONESIAKU. Manusia muda yang merdeka adalah mereka yang berusaha keras mewujudkan cita-citanya, tanpa kenal putus asa, tanpa kenal ketidakmungkinan. Selamat Hari Kemerdekaan RI ke-71, untuk kita semua yang mencintai Indonesia dalam batinnya.
Dr. Ade Iva Murty, Msi.
Dekan Fakultas Psikologi Universitas Pancasila