Pelaksanaan Webinar Reguler Khusus #3: Trend Healing: Cuma Jalan-Jalan atau Benar Self-Love?
(05/03) Webinar Reguler Khusus dengan Judul “Trend Healing: Cuma Jalan-Jalan atau Benar Self-Love?” telah dilaksanakan secara Online pada hari Sabtu, 5 Maret 2022. Acara ini dimoderatori oleh Damara Augustyne, S.Psi (Alumni Fakutas Psikologi Universitas Pancasila) dan mengundang dua narasumber, yaitu Maharani Ardi Putri, M.Si., Psikolog (Dosen Fakultas Psikologi Universitas Pancasila) dan Fitria, S.Psi (Alumni Fakultas Psikologi UP). Acara ini diselenggarakan dalam rangka melakukan Psikoedukasi terkait Self-love dan juga untuk lebih mengenal Program Reguler Khusus (Kelas Karyawan) yang telah dibuka di Fakultas Psikologi Universitas Pancasila.
Pada acara ini, sesuai dengan tema yang telah diangkat, Narasumber pertama, yaitu Maharani Ardi Putri, M.Si., Psikolog menyatakan bahwa beberapa waktu ke belakang, self-love merupakan “jargon” kesehatan mental yang paling banyak dikomersialisasikan. Sayangnya, masih banyak orang yang salah memaknai self-love dan justru memaknainya dengan sesuatu yang sifatnya “toxic“, sehingga menjadi toxic self-love. Melalui paparannya, Maharani Ardi Putri, M.Si., Psikolog pun mengatakan bahwa self-love adalah sesuatu yang penting, namun masing-masing dari kita harus benar-benar memaknai apakah makna dari “self-love” bagi diri kita masing-masing? Toxic self-love terjadi ketika kita gagal untuk mengetahui apa yang sebenarnya bisa kita berikan kepada sekitar dan justru terlalu fokus terhadap apa yang bisa kita dapatkan. Tidak ada formula self-love yang berlaku untuk setiap orang, namun menurut narasumber, beberapa langkah yang membantunya dalam mencintai diri sendiri adalah berhenti membanding-bandingkan diri sendiri dan orang lain, sederhanakan keinginan, belajar percaya dan belajar kecewa (karena untuk sampai pada sesuatu, membutuhkan seseorang), belajar bahwa hidup bukanlah sebuah garis ke atas, dan yang terakhir adalah berhenti menjelaskan bahwa diri kita baik-baik saja; berhak; ataupun terus meyakinkan pada semua orang bahwa diri kita benar (kecuali berada di situasi tertentu yang mengharuskan hal tersebut terjadi). Untuk mencintai diri sendiri, individu tidak perlu terlalu terperangkap dalam definisi ataupun rumus, namun kita harus terus belajar untuk mencintai perjalanan hidup kita masing-masing.
Menyambung dari penjelasan yang diberikan oleh Maharani Ardi Putri, M.Si., Psikolog, Narasumber yang kedua, yaitu Fitria, S.Psi., pun menambahkan bahwa untuk lebih mencintai diri, sebenarnya bisa dimulai dari hal sederhana yang dapat dilakukan setiap harinya, beberapa di antaranya adalah dengan membuat daftar hal positif yang ada pada diri, lakukan hal yang kita sukai, dan rayakan setiap kemenangan yang terjadi, baik itu kecil ataupun besar. Menhubungkan dengan konsep Healing, Fitria, S.Psi menyatakan bahwa istilah self-healing saat ini memang sedang menjadi tren di kalangan generasi milenial, yang dimaknai sebagai kegiatan untuk menghilangkan kejenuhan karena rutinitas sehari-hari. Namun, yang harus dipahami adalah sebenarnya, secara konsep, Self-healing lebih dari sekedar menghilangkan kejenuhan yang ada di kehidupan sehari-hari, namun merupakan suatu metode penyembuhan yang dilakukan oleh diri sendiri dengan cara mengeluarkan emosi yang terpendam dalam tubuh. Adapun beberapa contoh dari self-healing adalah journaling, meditasi, membaca buku, atau menggambar. Apabila hal tersebut dinilai kurang, menghubungi tenaga profesional seperti psikolog atau psikiater merupakan hal yang tepat ketika kita sebagai pribadi merasa tidak baik-baik saja dan membutuhkan untuk melakukan proses “healing” secara lebih lanjut.
Keterangan: Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Reguler Khusus, dapat klik di link berikut http://pmbonline.univpancasila.ac.id
atau Hubungi Whatsapp Humas Fakultas Psikologi Universitas Pancasila 0819-1177-1356